Mungkin akhir-akhir ini kita sering dengar kata “penyadapan”
yang dilakukan oleh Negara tetangga kita yaitu Negara Australia, ada kata orang
bijak “bila kita baik sama tetangga pasti tetangga akan baik juga sama kita”. Tetapi
sepertinya kata bijak itu tidak berlaku pada tetangga Negara kita, dimana
secara diam-diam dia suka mengintip kamar kita, apa ini balasan dari perbuatan
baik yang kita berikan kepada dia???????
Inilah yang terjadi pada Negara kita,ironis
nampaknya dimana penyadapan pembicaraan dilakukan terhadap presiden kita yaitu
bapak Susilo Bambang Yudhoyono, sampai juga terhadap menterinya juga. Ini sama
saja seperti serigala berbulu domba, diluar Nampak bersahaja, tapi didalamnya
seperti ingin memakan lantaran mempunyai nilai busuk yang besar (dipenuhi niat
yang banyak).
Dimasa orde baru ada istilah bahwa “Indonesia merupakan
ancaman terbesar bagi Australia“ entah
apa yang menjadikan mereka jadi terancam oleh kita. Yang jelas sekarang Indonesia-Australia terus menjalin hubungan
yang baik , sejumlah kerjasama telah dilakukan antaralain: pertukaran
informasi, pertukaran intelejen,latihan-latihan bersama antara tentara Indonesia
dan Australia baik dari mulai angkatan
darat hingga angkatan laut, polri, tidak hanya dalam bidang pertahanan saja
dalam bidang ekonomi kita juga melakukan kerja sama yakni kita menerima impor sapi paling banyak dari Australia.
Tetapi hubungan baik
yang telah terjalin kini dirusak oleh informasi dokumen Eduard Snowden bahwa
pada tahun 2009 badan intelijen Australia (DSD), telah melakukan penyadapan
terhadap pembicaraan ponsel presiden SBY, Ny. Ani Yudhoyono , Wapres Boediyono,
Jusuf Kalla, dan menteri – menteri Sby antara lain: Sri mulyani, Hatta Radjasa,
Andi mallarangeng, Dino Pati Jalal, Sofyan Jalil. Dari sini kita dapat melihat
bagaimana sifat Negara tetangga kita sendiri, kalau kita banyangkan Negara Australia
ini baik hanya terlihat dari lahirnya saja, tetapi hati sangat lah buruk,
seperti ini mengetahui apa saja yang dilakukan oleh Negara kita.
Meski telah kita
ketahui betapa besarnya kesalahan yang dilakukan oleh Negara Australia, tetapi
reaksi presiden kita tidak secepat bagaimana reaksi yan diberikan seperti kasus
sebelumnya yaitu kasus “ bunda putri” sungguh ironis tampaknya. Preseiden SBY
kemaren telah melakukan nyetopan sejumlah kerja sama dengan Australia, antara
lain dengan menarik kedubes untuk Indonesia di Australia didaerah canbera yaitu
bapak Nadjib Riphat Koesoema, beberapa hari lalu.
Saat ini kita
menunggu penjelasan dari Negara tetangga kita yaitu Australia, tetapi
sepertinya PM “presiden”nya Australia Tony Abbot tenan (keberatan) untuk
menyatakan permintaa maaf dan kalimat yang keluar hanyalah “sangat menyesal Indonesia
mitra terbaik saat ini dan presiden SBY merupakan teman terbaik “. Mungkin ini
lah ukuran baik tetangga Negara kita, katanya bertetangga tetapi tetangga
sendiri diintip juga, untung aja Negara Indonesia adalah Negara penyabar,
sehingga kita tak perlu untuk berdemo dan membakar kedubes Australia yang ada
di Indonesia.
Sumber : Koran poskota
kamis 21 November 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar