Senin, 25 November 2013

Penyadapan yang dilakukan oleh Negara Tetangga


Mungkin akhir-akhir ini kita sering dengar kata “penyadapan” yang dilakukan oleh Negara tetangga kita yaitu Negara Australia, ada kata orang bijak “bila kita baik sama tetangga pasti tetangga akan baik juga sama kita”. Tetapi sepertinya kata bijak itu tidak berlaku pada tetangga Negara kita, dimana secara diam-diam dia suka mengintip kamar kita, apa ini balasan dari perbuatan baik yang kita berikan kepada dia???????
Inilah yang terjadi pada Negara kita,ironis nampaknya dimana penyadapan pembicaraan dilakukan terhadap presiden kita yaitu bapak Susilo Bambang Yudhoyono, sampai juga terhadap menterinya juga. Ini sama saja seperti serigala berbulu domba, diluar Nampak bersahaja, tapi didalamnya seperti ingin memakan lantaran mempunyai nilai busuk yang besar (dipenuhi niat yang banyak).

Dimasa orde baru ada istilah bahwa “Indonesia merupakan ancaman terbesar bagi Australia“  entah apa yang menjadikan mereka jadi terancam oleh kita. Yang jelas sekarang  Indonesia-Australia terus menjalin hubungan yang baik , sejumlah kerjasama telah dilakukan antaralain: pertukaran informasi, pertukaran intelejen,latihan-latihan bersama antara tentara Indonesia dan Australia  baik dari mulai angkatan darat hingga angkatan laut, polri, tidak hanya dalam bidang pertahanan saja dalam bidang ekonomi kita juga melakukan kerja sama yakni  kita menerima impor sapi paling banyak  dari Australia.

Tetapi hubungan baik yang telah terjalin kini dirusak oleh informasi dokumen Eduard Snowden bahwa pada tahun 2009 badan intelijen Australia (DSD), telah melakukan penyadapan terhadap pembicaraan ponsel presiden SBY, Ny. Ani Yudhoyono , Wapres Boediyono, Jusuf Kalla, dan menteri – menteri Sby antara lain: Sri mulyani, Hatta Radjasa, Andi mallarangeng, Dino Pati Jalal, Sofyan Jalil. Dari sini kita dapat melihat bagaimana sifat Negara tetangga kita sendiri, kalau kita banyangkan Negara Australia ini baik hanya terlihat dari lahirnya saja, tetapi hati sangat lah buruk, seperti ini mengetahui apa saja yang dilakukan oleh Negara kita.

Meski telah kita ketahui betapa besarnya kesalahan yang dilakukan oleh Negara Australia, tetapi reaksi presiden kita tidak secepat bagaimana reaksi yan diberikan seperti kasus sebelumnya yaitu kasus “ bunda putri” sungguh ironis tampaknya. Preseiden SBY kemaren telah melakukan nyetopan sejumlah kerja sama dengan Australia, antara lain dengan menarik kedubes untuk Indonesia di Australia didaerah canbera yaitu bapak Nadjib Riphat Koesoema, beberapa hari lalu.

Saat ini kita menunggu penjelasan dari Negara tetangga kita yaitu Australia, tetapi sepertinya PM “presiden”nya Australia Tony Abbot tenan (keberatan) untuk menyatakan permintaa maaf dan kalimat yang keluar hanyalah “sangat menyesal Indonesia mitra terbaik saat ini dan presiden SBY merupakan teman terbaik “. Mungkin ini lah ukuran baik tetangga Negara kita, katanya bertetangga tetapi tetangga sendiri diintip juga, untung aja Negara Indonesia adalah Negara penyabar, sehingga kita tak perlu untuk berdemo dan membakar kedubes Australia yang ada di Indonesia.  

Sumber : Koran poskota kamis 21 November 2013


Tidak ada komentar:

Posting Komentar