Jumat, 27 Juli 2012

manusia luar biasa


Para Bintang Sepakbola Dunia Pun Berpuasa

REPUBLIKA.CO.ID, ''Puasa Ramadan membuatku menjadi semakin kuat,'' ujar Frederic Kanoute, bintang se...



Para Bintang Sepakbola Dunia Pun Berpuasa
Para Bintang Sepakbola Dunia Pun Berpuasa
REPUBLIKA.CO.ID, ''Puasa Ramadan membuatku menjadi semakin kuat,'' ujar Frederic Kanoute, bintang sepak bola asal Mali. Kanoute relatif tidak punya masalah dengan puasa dan performanya di lapangan.

Tidak mudah bagi Muslim di Spanyol berpuasa saat musim panas di Eropa mencapai puncaknya. Suhu bisa mencapai 40 derajat Celcius, dengan kelembaban tinggi. Siang lebih panjang dibandingkan malam hari.
Matahari bersinar selama 13 jam, atau sejak pukul setengah tujuh pagi hingga delapan malam. Namun, semua itu tidak menghalangi Muslim menjalankan ibadah puasa.

''Saya berusaha menghormati keyakinanku dan menjalankan ibadah sebisa mungkin,'' ujar Kanoute. ''Terkadang memang sulit melakukan puasa Ramadhan ketika cuaca di selatan Spanyol sangat panas. Tetapi, saya mampu melakukannya. Alhamdulillah.''

Kanoute menghargai sesama Muslim yang memilih tidak berpuasa saat hari pertandingan. Mereka mengganti puasa Ramadhannya ketika musim kompetisi berakhir. Namun,  striker berusia 31 tahun itu percaya pesepak bola modern tetap bisa tampil optimal meski sedang berpuasa.
Real Madrid adalah klub Spanyol yang paling toleran terhadap Muslim. Sebagai klub raksasa yang mendatangkan pemain dari berbagai penjuru dunia, Madrid memiliki pengalaman panjang memperlakukan pemain-pemain yang berbeda keyakinan.

Selain itu ada pula pemain Muslim lainnya, seperti Karim Benzema, Mahamdou Diarra, dan Lassana Diarra. Klub sepak bola, seperti Madrid, mengatur jadwal latihan pemain Muslim yang berpuasa, agar tidak mengalami dehidrasi. Fans Los Merengues memahami betapa pentingnya arti puasa bagi Muslim. 

''Pelatih menghargai keputusanku untuk tetap berpuasa saat hari pertandingan,'' kata Mahamadou Diarra.

Pemain Muslim lainnya adalah Eric Abidal. Ia menjadi mualaf lima tahun silam  dan memilih Bilal sebagai nama Islam-nya. 

''Islam memotivasiku untuk memberi yang terbaik bagi tim. Aku memeluk Islam dengan keyakinan penuh,'' ujar Abidal yang menikah dengan wanita Aljazair.

Selain Abidal, Seydou Keita dan Yaya Toure juga pemeluk Islam yang taat.  Striker Thierry Henry rajin mengingatkan rekan sesama Muslim untuk tidak berhenti mengkaji Islam dan membaca Alquran. 

Di Jerman,  winger Franck Ribery menjalankan puasa meski berlatih keras sebelum menghadapi pertandingan. Ia dikabarkan selalu meluangkan waktu berbuka puasa di rumah bersama Wahiba, istrinya, dan dua putrinya; Hizya dan Shakinez.

Meski tidak ada data akurat, terdapat kecederungan populasi pesepak bola Muslim di Eropa meningkat pesat. Mereka berasal dari negara-negara Afrika, atau para  convertist Eropa. Nicolas Anelka, misalnya, memeluk Islam sejak 1991 atau ketika masih berusia 16 tahun. Samir Nasri dan Hatem Ben Arfa berasal dari keluara keturunan Aljazair yang memegang teguh keislaman, meski telah berbaur dengan masyarakat Eropa.

Di kancah Seri A Italia, ada Sulley Ali Muntari, Abdelkader Ghezzal, serta Mourad Meghni, Gokhan Inler, Houssine Kharja, dan Mohamed 'Momo' Sissoko. Kanoute mengakui banyak pesepak bola Muslim yang merumput di liga-liga terkenal Eropa. Mereka kebanyakan tetap menjalankan ibadah puasa Ramadhan meski harus bermain membela klubnya di hari puasa.

Menurut Kanoute, banyak rekan-rekan sesama Muslim yang tidak ingin memperlihatkan sosok keislamannya. ''Mereka shalat, berpuasa, dan menjalanan kewajiban lainnya, tapi tidak ingin memperlihatkannya di depan umum,'' ujar Kanoute.

Kanoute sebaliknya. Ia selalu berusaha memperlihatkan sosok keislamannya. Mantan  striker Olympique Lyon dan West Ham United ini ingin menunjukkan bahwa Islam tidak bertentangan sama sekali dengan sepak bola.

Dokter Yacine Zerguni, anggota Komite Medikal Olahraga FIFA dan CAF (Konfederasi Sepak Bola Afrika), sempat melakukan penelitian mengenai efek puasa bagi pesepak bola dengan mengambil dua pesepak bola keturunan Aljazair sebagai sampel. Selain faktor fisik, Zerguni juga meneliti kondisi psikologis sang pemain.

''Banyak pesepak bola memang tidak bisa beradaptasi dengan baik ketika berpuasa. Namun, di sisi lain, kualitas spiritual mereka meningkat dan juga akan memberi pengaruh positif buat fisik mereka,'' kata Zernugi. ''Tapi, di beberapa kasus, kondisi tubuh si pemain bisa beradaptasi dengan kondisi saat sedang berpuasa.''

makna bulan ramadhan


Ramadhan Ciptakan Manusia Bertakwa

REPUBLIKA.CO.ID, MANADO -- Ramadhan adalah saat yang tepat dalam menciptakan manusia yang bertakwa k...


Ramadhan Ciptakan Manusia Bertakwa
Ramadhan Ciptakan Manusia Bertakwa
REPUBLIKA.CO.ID, MANADO -- Ramadhan adalah saat yang tepat dalam menciptakan manusia yang bertakwa kepada Allah SWT. Demikian yang disampaikan Ustaz Taufik Adam HMI, saat memberikan siraman rohani pada buka puasa bersama yang diselenggarakan Badan Koordinasi Keamanan Laut Tim Satgas II Koordinasi Kemanan Laut, di Manado, Jumat (27/7).

"Ramadhan menciptakan insan-insan yang mencintai dan menyayangi manusia," kata Taufik.

Taufik mengatakan, ibadah puasa mendidik umat untuk mencapai tingkat ketakwaan di sisi Allah SWT. "Puasa juga mendidik disiplin, serta merupakan bulan kesabaran bagi kita," katanya.

Ramadhan, kata Taufik, adalah saat yang tepat terus menanamkan kesabaran dalam setiap aspek kehidupan. Ramadhan juga kesempatan untuk melakukan amal saleh. Dikatakannya, dengan ibadah puasa ini, akan menjaga kerukunan antar umat beragama serta persatuan dan kesatuan. "Jika dalam puasa tidak dapat merubah diri kita, itu sangat rugi dan sia-sia," katanya.

Kamis, 26 Juli 2012

Smoothie Semangka

http://www.ghiboo.com
Thu, 26 Jul 2012 13:30:00 GMT | By www.ghiboo.com

Smoothie Semangka Bagus buat Berbuka


Photo
Ghiboo.com - Menjelang berbuka, tentu Anda selalu berusaha menyiapkan menu berbuka termasuk minuman yang segar-segar. Banyak minuman segar yang bisa disajikan tapi apa semua baik untuk kesehatan? Ada yang bagus, yaitu Smoothie Semangka.

Selama minuman ini tidak mendapatkan pemanis tambahan, kandungan semangka akan bekerja maksimal untuk memberikan kelembaban. Tidak hanya sebagai hidrator alami karena banyaknya kandungan air, semangka juga kaya serat yang melindungi pencernaan.

Kandungan Asam amin-nya juga yang dikenal sebagai arginin. Sebuah studi yang dikutip dari Journal of Nutrition menemukan bahwa arginin dapat menurunkan lemak tubuh dan meningkatkan masa otot, sehingga meningkatkan metabolisme dan memberikan semangat

Ini 6 Fakta Ilmiah Keajaiban Ibadah Puasa

Ini 6 Fakta Ilmiah Keajaiban Ibadah Puasa

Inilah fakta-fakta ilmiah yang tersebar dalam berbagai buku dan penelitian medis yang menegaskan manfaat dan keuntungan Ibadah puasa.



Keajaiban puasa (© Republika)
REPUBLIKA.CO.ID, Inilah fakta-fakta ilmiah yang tersebar dalam berbagai buku dan penelitian medis yang menegaskan manfaat dan keuntungan Ibadah puasa:
1. Ibadah puasa adalah sarana pencegahan dari sejumlah penyakit dan gangguan kesehatan yang timbul akibat kebiasaan makan berlebihan dan berkesinambungan sepanjang tahun tanpa pernah berhenti.
2. Ibadah puasa merupakan sarana terapis untuk beberapa penyakit ganas dan kronis.
3. Ibadah puasa mampu membangkitkan kinerja seluruh proses vital yang berlangsung di dalam tubuh, meningkatkan performanya. Puasa pun meremajakan komponen-komponen sel dasar dan energi yang tersimpan di dalamnya sehingga lebih kuat dan lebih mampu menghadapi hal-hal yang berat atau keadaan damrat di saat tubuh mengalami pasokan makanan yang sedikit atau tidak mendapatkan pasokan selama sekali dalam jangka waktu tertentu.
4. Ibadah puasa menjadi pengontrol dan penekan gejolak sek- sual yang membara, terutama di kalangan ramaja dan anak muda.
5. Ibadah puasa tidak memberatkan atau menyulitkan tubuh. Gejala memberatkan yang dirasakan secara ilusif (termasuk lapar) sebenarnya hanyalah karena menyalahi kebiasaan dan jam makan.
6. Ibadah puasa merangkum dua proses anabolisme dan kata­olisme sekaligus dalam satu waktu, sehingga ia bisa memenuhi pasokan glukosa sebagai satu-satunya bahan bakar untuk sel otak dan sebagai bahan bakar utama seluruh jaringan lainnnya.
Sekarang ini, hakikat puasa semakin terkuak sebagai sebuah mukjizat ilmiah dan kebutuhan humanis. Fakta kebe­naran ini akan terus tersingkap lebih banyak lagi seiring de­ngan peningkatan pengetahuan manusia mengenai hukum- hukum penciptaan.
Sumber : Terapi Puasa, Oleh Dr. Abdul Jawwad Ash-Shawi
Redaktur: Heri Ruslan
Reporter: Hannan Putra

Indahnya Ramadhan Bersama Al Qur’an


July 26, 2012 at 5:29 am

Indahnya Ramadhan Bersama Al Qur’an


(Ilustrasi) www.Muslim.or.id
Bulan Ramadhan adalah bulan yang penuh dengan warna ketaatan. Selain ibadah puasa di siang hari, kaum muslimin dapat menikmati keindahan tadabbur dan tilawah al-Qur’an di malam hari. Dengan merenungkan ayat-ayat al-Qur’an itulah ketenangan jiwa akan didapatkan.
Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Ingatlah, bahwa dengan berdzikir kepada Allah maka hati akan menjadi tenang.” (QS. Ar-Ra’d: 28). Sebagian ulama menafsirkan bahwa yang dimaksud dengan berdzikir kepada Allah dalam ayat ini adalah Kitab-Nya. Yaitu, tatkala seorang mukmin mengetahui kandungan hukum dari ayat-ayat Allah yang menunjukkan kepada kebenaran maka hatinya pun merasakan ketentraman. Sebab hatinya tidak bisa merasakan ketentraman tanpa ilmu dan keyakinan, sementara ilmu dan keyakinan itu bisa diperoleh dengan memperhatikan Kitabullah tersebut (lihat Taisir al-Karim ar-Rahman, hal. 418 cet. Ar-Risalah)
Membaca dan merenungkan ayat-ayat al-Qur’an adalah bagian dari dzikir. Sementara kedudukan dzikir bagi seorang insan laksana air bagi seekor ikan. Ibnu Taimiyah rahimahullah pernah mengatakan, “Dzikir bagi hati laksana air bagi ikan. Apakah yang akan terjadi jika ikan dipisahkan dengan air?” Bagaimana mungkin seorang hamba mengaku mencintai Allah, sementara hati dan lisannya kering dari mengingat dan memuji-Nya?!
Demikianlah yang telah dipraktekkan oleh salafus shalih. Mereka adalah suatu kaum yang mengagungkkan Kitabullah dengan semestinya. Mereka tidak hanya mengimani al-Qur’an sebagai bacaan ataupun wahyu dari sisi-Nya, tetapi mereka juga menerapkan ajarannya dalam kehidupan mereka sehari-hari. Oleh sebab itu tidaklah mengherankan jika mereka mendapatkan predikat generasi terbaik umat ini. Gelar yang layak mereka sandang, sebab Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sebaik-baik kalian adalah orang yang mempelajari al-Qur’an dan mengajarkannya.” (HR. Bukhari dari ‘Utsman bin ‘Affan radhiyallahu’anhu)
Para sahabat radhiyallahu’anhum telah menjadi teladan bagi generasi berikutnya dalam menjadikan al-Qur’an sebagai jalan hidup mereka. Oleh sebab itu mereka pun mulia di sisi Allah karena ketakwaan mereka, kedalaman ilmu mereka, amal salih mereka, dan kecintaan mereka yang teramat besar terhadap Allah dan Rasul-Nya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallambersabda, “Sesungguhnya Allah akan mengangkat kedudukan sebagian kaum dengan Kitab ini dan akan merendahkan sebagian yang lain dengan Kitab ini pula.” (HR. Muslim dari ‘Umar bin al-Khaththab radhiyallahu’anhu)
Mereka adalah sebuah generasi yang telah ridha terhadap Allah, Islam dan Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Mereka tidak rela untuk menjual keimanan dan tauhid yang mereka miliki dengan kenikmatan dunia apapun. Mereka lebih memilih disiksa daripada harus menuruti kemauan thaghut dan dedengkot kekafiran. Seperti Bilal bin Rabah radhiyallahu’anhu yang rela tubuhnya tersengat teriknya panas padang pasir dan kesakitan di bawah tindihan batu dengan kalimat ‘Ahad, Ahad’ yang terus mengalir dari bibirnya yang mulia. Itulah manisnya iman yang mereka gapai dengan segenap pengorbanan dan perjuangan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Akan merasakan manisnya iman, orang yang ridha Allah sebagai Rabb, Islam sebagai agama, dan Muhammad sebagai rasul.” (HR. Muslim dari al-’Abbas bin Abdul Muthallib radhiyallahu’anhu)
Para sahabat hidup di bawah naungan al-Qur’an. Sehingga ayat-ayat suci itu mewarnai hidup dan kehidupan mereka, mewarnai hati dan tingkah laku mereka. Tidak sebagaimana kaum Khawarij yang hanya menjadikan al-Qur’an sebagai hiasan di bibir dan lisan mereka. Akan tetapi, pemikiran dan keyakinan mereka melesat dari agama sebagaimana melesatnya anak panah menembus sasarannya. Kaum Khawarij itulah -meskipun mereka memiliki banyak hafalan al-Qur’an dan bersungguh-sungguh dalam beribadah- kelompok orang yang mendapatkan celaan keras dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Mereka lah yang disebut sebagai anjing-anjing neraka. Sejelek-jelek manusia dan seburuk-buruk kaum yang terbunuh di bawah kolong langit ini. Bahkan, bagi orang yang berhasil membunuh mereka Nabi janjikan pahala yang besar di sisi Allah pada hari kiamat kelak.
Para sahabat radhiyallahu’anhum tidak memandang al-Qur’an sebagai kumpulan dongeng atau cerita pelipur lara belaka. Bahkan, mereka menjadikan al-Qur’an sebagai undang-undang kehidupan mereka dalam hidup bermasyarakat dan bernegara, dalam hidup individu dan rumah tangga. Mereka pun tidak menganggap bahwa masa berlakunya hukum-hukum Kitabullah hanya untuk dua atau tiga generasi saja. Bahkan, al-Qur’an itu cocok dan sesuai dengan segala masa dan suasana. Oleh sebab itu Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu’anhu berpesan, “Ikutilah tuntunan dan janganlah kalian mengada-adakan ajaran baru, karena sesungguhnya kalian telah dicukupkan.”
Para sahabat radhiyallahu’anhum menjadikan al-Qur’an sebagai sesuatu yang harus diyakini dan diamalkan, bukan sesuatu yang harus diragukan apalagi untuk diperdebatkan! Mereka sangat yakin bahwa al-Qur’an adalah sebaik-baik pembicaraan, sejujur-jujur perkataan, dan sebaik-baik petunjuk bagi kemanusiaan. Ia diturunkan dari sisi Dzat Yang Maha Bijaksana lagi Maha Terpuji. Tidaklah datang kepadanya kebatilan, dari arah depan, maupun dari arah belakang. Seandainya seluruh manusia bersatu padu untuk membuat sesuatu yang serupa dengannya, niscaya mereka akan gagal dan tidak sanggup melakukannya, meskipun mereka bahu-membahu dan saling membantu satu dengan yang lain. Tidak mungkin mereka bisa menandingi mukjizat yang agung ini. Inilah kemuliaan al-Qur’an yang akan membuat tentram dan sejuk hati insan beriman. Dan sebaliknya, ia tidak akan mendatangkan pengaruh kepada orang-orang yang zalim kecuali kerugian dan kebencian.
Salafus shalih telah memberikan teladan kepada kita dalam mewarnai bulan yang mulia ini dengan interaksi yang intensif bersama al-Qur’an. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sendiri setiap tahunnya menyetorkan hafalan al-Qur’an kepada Jibril ‘alaihis salamdi setiap malam di bulan Ramadhan. Demikian pula salafus shalih, mereka memperbanyak membaca al-Qur’an di bulan Ramadhan, di dalam maupun di luar sholat. Az-Zuhri rahimahullah berkata apabila telah masuk bulan Ramadhan, “Sesungguhnya ini adalah kesempatan untuk membaca al-Qur’an dan memberikan makanan.” Imam Malik rahimahullah, apabila telah datang bulan Ramadhan maka beliau menutup majelis hadits dan mengkhususkan diri untuk membaca al-Qur’an dari mushaf. Qatadah rahimahullah pada bulan Ramadhan mengkhatamkan al-Qur’an setiap tiga malam, sedangkan pada sepuluh hari terakhir beliau mengkhatamkannya setiap malam. Begitu pula Ibrahim an-Nakha’i rahimahullah, pada sepuluh hari terakhir beliau mengkhatamkan al-Qur’an setiap dua malam (lihat Majalis Syahri Ramadhan karya Syaikh Utsaimin, hal. 26-27 cet. Dar al-’Aqidah)

Wahai saudaraku, ucapan manusia…
Telah membuat kita lupa akan ucapan Rabb kita

Kita sibuk dengan perkataan si fulan atau ‘allan
Sementara kita lalai dari nasehat dan bimbingan ar-Rahman

Saudaraku, bulan penuh berkah ada di hadapan
Jangan sampai ia berlalu sedangkan kita terus tenggelam dalam kelalaian

Ya Allah, Ya Rabbi, pertemukanlah kami dengan bulan itu
Larutkanlah kami dalam malam-malam indah bersama-Mu…

Penulis: Ari Wahyudi
Artikel Muslim.Or.Id

moto gp

Selasa, 24 Juli 2012