Saling sindir ini terjadi antara SBY dan Jokowi.
Kedua tokoh ini saling lempar pendapat soal kemacetan. SBY yang juga Presiden
Indonesia meminta setiap pemerintah daerah bertanggung jawab atas kemacetan
lalu lintas di jalan. Entah sengaja atau tidak, pria bernama lengkap Susilo
Bambang Yudhoyono itu menjadikan DKI Jakarta sebagai contohnya. Nama Jokowi
sebagai Gubernur DKI dicatutnya pula. "Kalau biang kemacetan misalnya di
Jakarta, serahkan kepada Pak Joko (Joko Widodo). Biang kemacetan misalnya di
Bandung, datanglah ke Pak Heryawan (Ahmad Heryawan, Gubernur Jabar) atau
Walikota Bandung," ujar SBY dalam silaturahmi dengan pengurus Kadin di
Istana Bogor, Senin 4 November yang lalu seperti dilansir situs
presidenri.go.id.
Sungguh ironis melihat kedua orang yang banyak
dikagumi oleh masyarakat luas, ternyata mereka saling lempar kesalahan, entah
siapa yang salah, pemerintahan pusat atau pemerintahan daerah kah???? Kita sering mendengar kata “ macet” mungkin
bagi kita orang Indonesia sudah tidak asing lagi dengan kata macet khususnya
warga Jakarta.
Macet sungguh nya terjadi akibat banyaknya kendaraan
yang ada dijalan raya, sehingga terjadinya penumpukan pada jalan sehingga
menyebabkan terjadinya “macet”. Kita tak dapat menyalahkan dan siapa yang harus
bertanggung jawab atas terjadinya keadaan seperti ini. Bertahun- tahun kita
merasa kan kemacetan yang ada dimana, seharusnya pemerintahan pusat dan
pemerintahan daerah bekerja sama untuk bisa memecahakan masalah yang terjadi di
Indonesia agar penyakit “macet” ini bisa terselesaikan.
Pengamat politik dari Universitas Indonesia (UI) Ari
Junaedi menganggap SBY "keseleo" lidah dan "keseleo"
pemahaman soal pernyataan kemacetan Jakarta hanya ditimpakan ke pundak Jokowi.
"Ingat, Jokowi memang menjabat Kepala Daerah tapi bisakah kita memahami
kebijakan-kebijakan makro lebih banyak diatur oleh menteri-menterinya SBY.
Ambil contoh, kebijakan mobil murah yang kini makin membajiri Jakarta, apakah
adil kita menyalahkan Jokowi ? Publik pun masih ingat kalau Jokowi dan Ahok
menentang habis-habisan kebijakan mobil murah sementara menteri-menteri SBY
bernada sama menyetujui kebijakan konyol tersebut," tegas Ari Junaedi saat
berbincang dengan Okezone, Selasa (5/11/2013).
Bagaimana bisa mengatasi kemacetan kalau antara pemerintahan pusat dan daerah tidak sejalan dan sepemikiran sungguh memalukan kita melihat pemerintahan yang ada saat ini, bukannya saling membahu-membahu tapi saling menjatuhkan dalam hal membangun negeri tercinta ini. Kapan kita bisa lepas dari kata” kemacetan” yang berkepanjangang, yang telah menghabisan banyak dana untuk perbaikkan jalan dan pemakaian bahan bakar minyak.
Bagaimana bisa mengatasi kemacetan kalau antara pemerintahan pusat dan daerah tidak sejalan dan sepemikiran sungguh memalukan kita melihat pemerintahan yang ada saat ini, bukannya saling membahu-membahu tapi saling menjatuhkan dalam hal membangun negeri tercinta ini. Kapan kita bisa lepas dari kata” kemacetan” yang berkepanjangang, yang telah menghabisan banyak dana untuk perbaikkan jalan dan pemakaian bahan bakar minyak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar