Selasa, 07 Agustus 2012

SJECH TUANKU LIMOPULUAH MALALO (1730-1930)

Sjech Tuanku Limopuluah Malalo (1730-1930): Ulama Besar Pendekar Syathariyah di Pedalaman Minangkabau

Oleh : Yang Taqshir Apria Putra
Berdasarkan perjalanan ke Surau Uwai Limopuluah di Malalo, juni 2011. Dilengkapi keterangan Tuanku Lubuak Ipuah, berikut cacatan arsip-arsip lama dan inskripsi penghargaan Gubernur Jenderal Hindia Belanda 1929.

Beliau masyhur digelari dengan Uwai Limopuluah Malalo, tokoh dikenal sebagai salah seorang ulama besar Tarikat Syathariyah. Beliau mempunyai jaringan intelektual yang luas dikalangan ulama-ulama Minangkabau, apakah di Rantau, sebagai pusat Syathariyah, maupun di Darek yang dipandang secara gamblang menjadi pesaing Ulakan. Disamping itu, ulama yang satu ini mempunyai karir serta reputasi yang sangat diperhitungkan dalam membidani surau-surau basis Tarikat di Pesisir maupun di pedalaman Minangkabau.


Meski menjadi salah satu icon inti dalam jaringan pendidikan di abad XVIII hingga akhir awal abad XX, namun tak banyak sumber yang berbicara langsung mengenai tokoh yang satu ini. bukti keterkaitan beliau selanjutnya kita lihat dalam silsilah keilmuan Tarikat Syathariyah, dimana cukup banyak ulama-ulama di abad XIX dan XX, yang mengaitkan keilmuan mereka kepada Tuanku Limopuluah ini.

Demi melihat sejarah intelektual beliau, kita akan mendapati berbagai macam kesaksian tentang ketokohan ulama ini. Dalam satu besluit gubernur jenderal pemerintahan Belanda, yang dipahat pada sebuah marmer, terdapat inskripsi yang menginformasikan wafat beliau. Beliau dicatat wafat pada tahun 1930, dalam usia yang sangat sepuh, yaitu 200 tahun. Bisa dibayangkan berapa peristiwa besar sepanjang abad XIX telah dijalaninya diusianya yang panjang itu, terutama dalam membina karir intelektual, dalam ranah keulamaan Syathari.

Foto: Keindahan Danau Singkarak, tempat terletaknya Kampung Malalo, Mukim Syekh Tuanku Limopuluah

Bila kita hitung mundur dari informasi wafat Tuanku Limopuluah, kita dapati bahwa tahun kelahiran beliau ialah diawal abad XVIII, tepatnya tahun 1730. nama kecil beliau ialah Djinang, setelah dewasa yang agak alim digelari dengan Pakiah Madjolelo, dan setelah menjadi ulama terkemuka masyhur disebut dengan Tuanku Limopuluah Malalo. Ada beberapa versi kisah yang diterima dari sumber-sumber oral di Malalo mengenai sebab pemakaian gelar “Limopuluah” setelah tanda keulamaan “Tuanku”. Yang pasti ungkapan “Limopuluah” merujuk kepada sebuah negeri, yaitu Luak Limopuluah, salah satu daerah di pedalaman Minangkabau yang termasuk wilayah asal (inti) Minangkabau. Versi pertama menyebutkan bahwa gelaran “Limopuluah” berasal dari dedikasi intelektual beliau ketika berdebat dengan ulama-ulama “Limapuluah Kota”. Inti perdebatan yang dimaksud ialah mengenai permasalahan “Martabat Tujuh”, kajian filosofis dalam Tarikat Syathariyah. sebagaimana disebut dalam beberapa sumber, terdapat polemik yang cukup hangat antara ulama-ulama Darek dengan ulama-ulama Pesisir dalam hal Tarikat ini. Ulama Darek kala itu, yang secara genetis dikenal sebagai pembaharu, mengungkapkan kajian Martabat Tujuh yang dibawa oleh pemuka Syathariyah merupakan satu materi yang rumit, sehingga hanya dapat dipahami dan diajarka oleh ulama-ulama besar yang mumpuni seperti Syekh Abdurrauf Singkel. Selain itu, pengajian Martabat Tujuh yang berkembang dikalangan ulama-ulama masa itu sudah terlalu jauh melewati ranah filsafat metafisika yang rumit, bahkan terkadang bisa membawa kepada kekufuran. Sedangkan ulama-ulama pemangkunya tidak dipandang begitu alim untuk mengajarkan faham yang pelik ini. selain itu juga ada sementara kalangan yang mencap kajian ini sebagai celah menjadi Zindik, bukan memperdekat, malah memperjauh dari ketuhanan. Tak banyak ulama-ulama Syathariyah yang maju kedepan membela ajaran mereka, kebanyakan nampak berdiam diri. Namun tidak begitu dengan Uwai Limopuluah.

Salah satu daerah yang dihuni oleh ulama-ulama ialah Luak Limopuluah, disana telah dinyatakan sengketa terhadap faham “Martabat Tujuh”. Melihat demikian diadakanlah semacam muzakarah untuk membicarakan faham yang pelik tersebut dimuka sekalian ulama-ulama Luak Limopuluah, sedangkan dikalangan Syathariyah diundanglah Tuanku Limopuluah sebagai pembandingnya. Setelah dilangsungkan, ternyata Tuanku Limopuluah dapat mempertahankan argumentasinya terhadap Martabat Tujuh tersebut, meskipun telah berganti-ganti Ulama Limopuluah untuk mendedah sekaligus mendebat pengajian lama itu, tiada yang mampu menjatuhkan hujjah Uwaih. Akhir dari muzakarah itu para ulama Limopuluah mengakui kealiman Tuanku Limopuluah, sehingga digelarilah beliau dengan “Tuanku Limopuluah”, yang berarti Tuanku yang telah mempertahankan kaji “Martabat Tujuh” didepan ulama-ulama Limopuluah. Sehingga sebagian orang mengatakan, kalau tidaklah Tuanku Limopuluah, tentu habis sajalah pengajian Syathariyah ini di Minangkabau.

Versi kedua dari sebab gelaran “Limopuluah” ialah dimana Tuanku ini telah lama menetap dan mengajar di Luak Limopuluah kota. Sehingga digelari sajalah beliau dengan “Tuanku Limopuluah”.

Mengenai jaringan intelektual beliau, kita tidak menemui satu catatan yang sempurna mengenai guru-guru beliau tempat menimba ilmu. Hal ini telah merupakan implikasi dari kitab-kitab peninggalan beliau yang sebahagian besarnya raib, sehingga informasi, betapa besarpun, tidak bisa kita korek dari cacatan-cacatan yang ditinggalkannya.

Dari sumber-sumber yang ada disebutkan bahwa Tuanku Limopuluah pernah menimba ilmu kepada Tuan Syekh Abdullah “Beliau Surau Gadang” (w. 1901), ayah dari Syekh Abbas Abdullah, Padang Japang Payakumbuh. Guru beliau diketahui sebagai seorang ulama besar, pemimpin lembaga pendidikan tradisional “Surau” yang besar di abad XIX, yaitu Surau Gadang Padang Japang. Syekh Abdullah memiliki rantai keilmuan yang kokoh, sebab beliau telah memperoleh ilmu di Surau Taram, dari Tuanku Syekh Sungai Durian. Guru Tuanku Limopuluah lainnya yang cukup terkemuka dikalangan Syathariyah ialah Tuanku Syekh Abdurrahman Lubuak Ipuah Pariaman, beliau merupakan salah seorang ulama tersohor dalam jaringan Ulama Syathariyah, mempunyai sanad keilmuan hingga Syekh Burhanuddin Ulakan sendiri. Cukup lama Syekh Limopuluah di Lubuak Ipuah, sehingga beliau dipercaya Syekh Lubuak Ipuah untuk mengajar murid-murid yang banyak disurau ini. hanya tokoh ulama ini yang diketahui sebagai tempat pengambilan ilmu Tuanku Limopuluah. Untuk selanjutnya, setelah laam menimba ilmu, Tuanku Limopuluah kemudian kembali ke Malalo dan mendirikan surau terkemuka dikalangan penuntut ilmu belakangan di kaki sebuah gunung. Kemudian hari surau itu dikenal dengan nama “Surau Uwai Limopuluah”.

Sistem belajar yang beliau terapkan di Surau Uwaih ialah sistem kaji duduak (Halaqah) dimana murid-murid mengelilingi guru. Materi yang diajarkan mencakup cabang-cabang pokok keilmuan Islam, yaitu Fiqih, Tauhid dan Tasawuf, disamping ilmu alat berupa Nahwu. Kitab yang diajarkan berupa kitab-kitab klasik dikalangan ulama-ulama Mazhab Syafi’i, seperti Minhajutthalibin (Karya Imam Nawawi) dalam ilmu Fiqih, Awamil dan Fawakih Janiyyah (karya Syekh Khatab) dalam ilmu alat. Kitab-kitab itu disalin dengan tangan oleh murid-murid dari kitab-kitab induk yang berusia lebih tua. Pengajaran Tarikat Syathariyah menjadi pelajaran yang populer tentunya disurau Uwai Limopuluah, namun kita tidak menemui catatan kitab-kitab apa yang menjadi rujukan di Surau Uwai, namun disinyalir, kitab-kitab Syekh Abdurrauf seperti Tanbihul Masyi tetap menjadi pegangan utama.

Salah satu bentuk inovasi yang dikembangkan oleh Tuanku Limopuluah dalam mengajar pengajian Tubuh ialah dalam kesenian salawat Dulang, berupa nyanyian sya’ir-sya’ir dalam bahasa Minang, yang sangat kental dengan pengajian Tubuh. Diantara materi Selawat Dulang (atau Selawat Talam) ini ialah:

Assalamu ‘alaikum e tolan sahabat
O jikalau kito ka mangaji hakikat
Nyawa jo tubuah lah nyato sakabek
Urang mandanga samonyo ingek
Urang ulama banyak nan kiramaik
……………

Lai malainkan suci sungguah Tajali
Banamo Muhammad, banamo Muhammad
Zahir batini, zahir batini
A’yan Tsabitah iyo mangko katantu

Syekh Tuanku Uwai Limopuluah wafat pada tanggal 28 agustus 1930, dan beliau dimakamkan diketinggian bukit Malalo, tidak jauh dari suraunya. Sebelum dimakamkan, ketika dimandikan, nampak betapa beliau digandrungi oleh masyarakat banyak, hingga air bekas mandi beliau itu diperebutkan orang untuk diambil berkahnya.

Cukup banyak ulama-ulama yang menyandarkan silsilah keilmuannya kepada Uwai Limopuluah Malalo. Sebahagian mereka menjadi pionir dari kalangan ulama Syathariyah dkemudian hari, diantaranya ialah:

1. Syekh Angku Aluma Koto Tuo (w. 1961)
Beliau ialah seorang ulama Tarikat Syathariyah di Darek yang mempunyai pengaruh besar, hingga disebut ketika Ulakan tidak lagi menampakkan pengaruh, nyaris Koto Tuo (dalam hal ini Surau Angku Aluma ini) menyaingi posisi Ulakan, bahkan merebut pengaruh Ulakan dikalangan pengikut Syathariyah.

2. Pakiah Majolelo
Mungkin yang orang yang dimaksud dengan Pakiah Madjolelo ini ialah H. Abdul Latief Tuanku Imam Gapuak (1840-1960, dalam usia 120 tahun)

3. Syekh Cubadak Aia Pariaman

4. Syekh Mato Aia Pakandangan

5. Syekh Balinduang Pilubang

SYEH ABDUL GHANI BATU BASUREK (1811-1961)

AKAR ISLAM MINANGKABAU - kumpulan khazanah keemasan Islam di Minangkabau. Mulai dari Ulama-ulama tua, Surau hingga karya-karya klasik. Surau Tuo tempat mula mengkaji agama dan adat, tempat menempa akal, budi, raso pareso jo mufakat; tempat menaiki jenjang Syari'at Tarikat Hakikat Ma'rifat. mencapai INSAN KAMIL, "iduik nan ka dipakai, mati nan ka ditompang."

Selasa, 15 Maret 2011

Syekh Abdul Ghani Batu Basurek-Kampar (1811-1961): Pemuka Ulama Naqsyabandiyah dan Auliya’ yang terbilang di belahan Riau, ranah Minangkabau

Oleh: Apria Putra

Di belahan aliran Sungai Kampar, di sebelah negeri seribu rumah Suluk, semasa dulu kala terkemuka dengan ulama-ulamanya yang masyhur terbilang. Di antara ulama-ulama yang terkemuka keberadaannya itu, tersebutlah orang tokoh yang paling masyhur terutama ketika membicarakan persebaran Tarikat Ahli Sufiyah, terutama Tarikat Naqsyabandiyah. Dua ulama besar itu ialah Maulana Syekh Abdul Wahab Rokan al-Khalidi dan Syekh Abdul Ghani Batu Basurek Kampar. Syekh Abdul Wahab terkenal murid-muridnya yang berasal dari orang awam hingga pejabat-pejabat pemerintahan, sedang Syekh Abdul Ghani Batu Basurek terkenal dengan murid-muridnya yang berasal dari ulama-ulama belaka. Dua ulama besar Naqsyabandiyah inilah yang terkemuka di pantai Timur Sumatera.
Syekh Abdul Ghani itulah nama Beliau yang masyhur, sedangkan Batu Basurek ialah nisbah negeri beliua bermukim yang Batu Bersurat di Kampar, yang sekarang termasuk wilayah Riau, semasa dulu Kampar merupakan bagian rantau dari Luak Limapuluh Kota, ranah Minangkabau sejati. Jika disebut-sebut ulama penyebar Naqsyabandiyah di Kampar ini, ada satu tokoh lagi yang tak mungkin tidak disebut, yaitu Syekh Ja’far Pulau Gadang, alim pula, guru dari seorang Ulama Besar Minangkabau Syekh Zakaria Labai Sati Malalo. Namun soal kemasyhuran, dan ketersebutan dalam sejarah, tetap Syekh Abdul Ghani yang terbilang.
Mengenai tahun lahir belum ditemui cacatan pasti, namun dari usia Syekh Abdul Ghani yang mencapai umur 150 tahun dan tahun wafatnya 1961, niscaya kita jumpai tahun lahirnya 1811. Bagi orang-orang dulu, apatah lagi dia merupakan Syekh-syekh terkemuka memang dikenal berumur panjang. Begitupula pendidikan awalnya, dimasa kecil-kecil tentunya, masih pula kabur dalam kabut sejarah. Namun dapat dipastikan bahwa Beliau merupakan ulama hasil didikan surau-surau yang menjamur seantero Minangkabau kala itu. Setelah menahun mengaji ala surau itu, Beliau melanjutkan pertualangan intelektualnya ke Haramain (Mekah dan Madinah), pusat Ibadah sekaligus ilmu pengetahuan kala itu. Dan menurut sumber Belanda, van Bruinessen, di Mekkahlah tepatnya di Jabal Abi Qubais-lah Syekh Abdul Ghani menerima ijazah atas jalan Tarikat Naqsyabandiyah, sebagai petanda bahwa beliau telah diangkat menjadi khalifah Naqsyabandi dan berhak mengajarkan ilmu Tarikat kepada orang banyak secara mandiri. Adapun syekh Naqsyabandi yang memberinya ijazah itu ialah Syekh Sulaiman Zuhdi, yang pada abad 19 banyak mengangkat khalifah-khalifah dari tanah “Jawi” (baca: Melayu) ini, beliau juga dikenal dengan nama Syekh Sulaiman Afandi.
Setelah mengaji ilmu agama beberapa tahun lamanya dan telah pula di-khatam kaji itu dengan amalan Rohani Suluk Tarikat Naqsyabandiyah, kemudian menerima ijazah dalam Tarikat Sufi itulah Syekh Abdul Ghani memapankan karir ke-ulama-annya di Kampar, tepatnya di Batu Basurek. Di sanalah beliau mendirikan surau sekaligus rumah Suluk untuk mengajar agama dan melatih rohani dengan melaksanakan Suluk Naqsyabandi. Tak perlu menunggu waktu lama, surau beliau itu kemudian ramai sekali dikunjungi oleh orang-orang siak dari berbagai penjuru daerah. Nama Beliau selaku ulama terkemuka dalam kedalaman ilmu dan kedalaman faham masyhur kemana-mana. Melalui lembaga pendidikan itulah beliau mendidik murid-murid yang banyak, sehingga tak sedikit murid-murid beliau itu nantinya yang menjadi alim pula, kemudian pulang ke kampung halaman masing-masing selaku ulama dan mengajarkan ilmu pula di tanah kelahirannya. Tak jarang pula ada murid-muridnya yang telah ulama mengambil ilmu lagi kehadarat Syekh Abdul Ghani ini.
Diantara murid-murid Beliau yang terkemuka dan dapat dicatat pada kesempatan kali ini ialah:
1. Maulana Syekh Muda Wali al-Khalidi Naqsyabandi Aceh (w. 1964). Ulama besar kharismatik di Aceh abad ke-XX, tercatat sebagai pengibar bendera Tarikat Naqsyabandiyah di Aceh, juga termasuk sesepuh Perti yang sangat disegani. Syekh Wali ini pada mula belajar ilmu agama di berbagai Dayah di Aceh. Kemudian disarankan seorang tokoh di Aceh untuk menyambung pelajar ke Padang yaitu ke Normal Islam, yang saat itu dipimpin Mahmud Yunus (Prof.). Namun Syekh Wali hanya 3 bulan di Normal Islam Padang, sebab tak sesuai dengan cita-cita beliau untuk memperdalam agama, sedang di Normal Islam hanya pelajaran umum yang banyak diberikan. setelah berhenti dari Normal Islam, beliau berkenalan dengan salah seorang tokoh besar Syekh Khatib Muhammad Ali al-Fadani Parak Gadang (w. 1939). Dari hubungan dengan ulama-ulama itu beliau menjadi masyhur pula di Minangkabau, hingga Beliau digelari dengan “Angku Aceh”. Syekh Wali juga berkenalan dengan Syekh Jamil Jaho. Karena ketertarikannya dengan pemuda yang alim itu, Syekh Jamil Jaho mengambilnya menjadi menantu. Banyak usaha keagamaan yang dilakukan oleh Syekh Wali di Minangkabau sampai-sampai beliau mendirikan madrasah di Lubuk Alung bersama-sama dengan rekannya Syekh Zakaria Labai Sati Malalo (madrasah itu tidak ada lagi sekarang). Setelah itu Syekh Wali berangkat ke Mekkah untuk berhaji dan menambah ilmu pengetahuan, di Mekkah beliau seangkatan dengan ulama masyhur dari Padang Syekh Muhammad Yasin al-Fadani al-Makki (w. 1990) dan Syekh Alwi al-Husaini Mekkah. Sekembali dari Mekkah beliau pulang ke Minangkabau. Di saat itulah beliau merasakan haus dahaga ilmu. Obat satu-satunya kali itu ialah mengisi batin dengan air Ma’rifat. Maka Beliau carilah seorang mursyid yang kamal, sehingga bersuluklah Beliau kepada Syekh Abdul Ghani ini, hingga memperoleh maqam khalifah dan mendapat ijazah.
2. Syekh Muhammad Yunus Tuanku Sasak di Sasak, Pasaman. Juga merupakan ulama besar, termasuk sederet tokoh-tokoh sepuh Perti. Beliau mengajar banyak murid di suraunya di Kapar Pasaman Barat.
3. Syekh Muhammad Djamil Sa’adi (w. 1971), anak dari yang mulia Syekh Muhammad Sa’ad bin Tinta’ al-Khalidi Mungka Tuo Payakumbuh. Informasi beliau merupakan murid Batu Basurek ialah dari beberapa murid kepercayaan beliau di Mungka.
4. Syekh Adimin ar-Radji Taram (w. 1970), terbilang murid tertua Syekh Sulaiman ar-Rasuli. Ulama terkemuka atas Jalur Tasawwuf Tarikat Naqsyabandiyah yang diterimanya dari Syekh Batu Basurek.
5. Tuanku Alaydrus Ghani (w. ?), anak kandung dari Syekh Abdul Ghani Batu Basurek. Beliau yang melanjutkan surau ayahnya dan mendirikan pula Madrasah Tarbiyah Islamiyah di Kampar. Menerima Tharikat dari Syekh Muda Wali Aceh.
6. Prof. DR. Syekh Muhibbin Wali, Ph. D., salah seorang Ahli hukum Islam dan Tasawwuf Indonesia, S3 Kairo Mesir. Anak kandung Syekh Muda Wali, menerima Tharikat dari Syekh Abdul Ghani Batu Basurek
7. dan Banyak lagi lainnya.
Selain itu Syekh Abdul Ghani termasuk tokh sepuh Perti yang sangat dihormati. Pada tahun 1954 terjadi kofrensi Tarikat Naqsyabandiyah di Bukittinggi atas prakarsa Perti, dan salah seorang tokoh utama yang hadir ialah Syekh Abdul Ghani (waktu itu usia nya telah sepuh). Hasil-hasil konfrensi itu dibukukan dengan judul Risalah Tablighul Amanah fi Izalati Khurafat wa syubhah (KAHAMY, 1954).
Syekh Abdul Ghani wafat tahun 1961 dalam usia yang sangat tua, 150 tahun, setelah berkhitmat lama menegakkan agama di Minangkabau umumnya. Usaha beliau dilanjutkan oleh anaknya yang juga alim yaitu Tengku ‘Aidrus Ghani.

syeh djamil djambek dari tanah minang

Syekh Djamil Djambek, Pelopor Pembaru Islam Tanah Minang

[Image: ilustrasi-_120802162841-288.jpg]


REPUBLIKA.CO.ID, Sejak saat itulah Djamil tertarik untuk belajar mengaji kepada beliau dan resmi diangkat menjadi murid Tuanku Kayo Mandiangin.

Saat menimba ilmu dari ulama ini, Djamil mengalami perubahan drastis pada dirinya. Bila dulunya ia dikenal sebagai jago rampok, jago judi, dan lainnya, setelah belajar ilmu agama dari Tuanku Kayo Mandiangin, Djamil dikenal sebagai anak yang cerdas. Semua ilmu agama yang diajarkan gurunya bisa diserapnya dengan cepat.

Tak hanya itu, untuk menambah pengetahuan agama, Ia pun disuruh untuk menimba ilmu kepada ulama lain. Tercatat di antaranya, ia pernah menuntut ilmu ke Pariaman di tempat Tuanku Mambang dan kemudian ke Batipuah Baruah, Padang Panjang, untuk mendalami ilmu fikih.

Ketika orang tuanya hendak pergi ke Makkah untuk menunaikan ibadah haji, Djamil memutuskan untuk ikut serta. Tak hanya naik haji, ia juga menyempatkan diri menuntut ilmu di Makkah kurang lebih selama 11 tahun di Madrasah Halaqah Syekh Ahmad Khatib Al-Minangkabawi dan Syekh Ahmad Taher Djalaluddin.

Ahli Falak
Dari kedua ulama ini, ia mempelajari berbagai macam ilmu agama. Namun, dari semua ilmu yang pernah didalaminya, yang membuatnya terkenal adalah di bidang ilmu falak.

Keahliannya di bidang ilmu falak mendapat pengakuan luas di Makkah. Oleh sebab itu, ketika masih berada di Tanah Suci, Syekh Djamil Djambek pun mengajarkan ilmunya itu kepada para penuntut ilmu dari kampung halamannya yang belajar di Makkah.

Di antara mereka adalah Ibrahim Musa Parabek (pendiri perguruan Tawalib Parabek) dan Syekh Abbas Abdullah (pendiri perguruan Tawalib Padang Panjang).

Pada tahun 1903, ia kembali ke tanah air. Syekh Djamil Djambek mengamalkan ilmunya secara langsung kepada masyarakat, yakni mengajarkan ilmu tentang ketauhidan dan mengaji.

Murid-murid sekaligus sahabat yang berguru kepada Syekh Djamil Djambek adalah Dr Abdul Karim Amrullah (ayah Buya Hamka), KH Ahmad Dahlan (pendiri Muhammadiyah), dan Rahmah El-Yunusiyah (pendiri Diniyah Puteri Padang Panjang), serta ulama-ulama lainnya.

asal mula orang pariaman



Tepat tanggal 2 Juli 2011, Kota
Pariaman sebagai kota otonom dalam Pemerintahan Republik Indonesia
diperingati berusia 9 tahun. Karena kota Pariaman sebagai kota otonom
lahir berdasarkan surat keputusan Presiden yang diserahkan oleh Menteri
Dalam Negeri RI Hari Sabarno tanggal 2 Juli 2002 di halaman kantor
Direktorat Jenderal Pemberdayaan Masyarakat Desa Depdagri, Jakarta.




[Image: tabuik-pariaman.jpg]



Kota Pariaman ini lahir berdasarkan Undang-Undang No. 12 tahun 2002
tanggal 10 April 2002 tentang pembentukan Kota Pariaman Propinsi
Sumatera Barat yang ditandatangani oleh Presiden RI Megawati
Soekarnoputri. Undang-Undang tersebut diundangkan ke dalam Lembaran
Negara RI dengan nomor urut 25 tahun 2002 oleh Sekretaris Negara RI
Bambang Kesowo.



Namun jauh sebelumnya, dari mana asal penduduk Pariaman. Jika dilihat
masa silam kota Pariaman, maka Pariaman merupakan salah satu daerah
rantau dari Minangkabau, seperti halnya Padang, Pasisia, Tiku. Menurut
struktur pemerintahan adat Minangkabau, rantau Pariaman dinamakan
rantau Riak Nan Mamacah. Maksudnya, di mana harta pusakanya juga turun dari garis ibu. Sedangkan gelar (gala)
pusaka, juga turun dari garis Bapak. Warisan gelar setelah berumah
tangga turun dari bapak seperti Sidi, Bagindo dan Sutan. Gelar itu
merupakan panggilan dari keluarga isteri yang lebih tua dari umur isteri
kepada seorang laki-laki. Warisan dari bapak ini hanya ada di Pariaman.



Penduduk Pariaman umumnya turun dari Luhak Tanahdata. Selain itu juga
dari Luhak Agam pada bagian Utara. Sedangkan bagian sebelah Selatan
justru turun dari Solok. Meski demikian, tetap saja mereka yang turun
dari Luhak Tanahdata menjadi pemegang utama roda pemerintah.



Abdul Kiram dan Yeyen Kiram dalam bukunya Raja-Raja Minangkabau Dalam Lintasan Sejarah (2003;51-52)
mencatat, nenek moyang yang mula-mula turun dari Luhak Tanahdata ada
sebanyak empat orang Penghulu beserta rombongannya. Yakni Datuk Rajo
Angek, Datuk Palimo Kayo, Datuk Bandaro Basa, dan Datuk Palimo Labih.
Amanah dari Yang Dipertuan Pagaruyung, di mana jika rombongan berada
pada sebuah tempat yang tidak diketahui namanya, maka segeralah diberi
nama dan tanda.



Akhirnya tempat itu diberi nama Kandangampek. Karena rombongan mereka
berjumlah empat. Tidak lama kemudian, di tempat yang sama datang lagi
satu rombongan dipimpin Datuk Makhudum Sabatang Panjang. Kedua rombongan
bergabung dan sepakat bersama-sama turun ke bawah menuju arah Barat.
Selanjutnya, rombongan menemukan sebuah tempat yang agak tinggi, tapi
belum diketahui namanya. Salah seorang anggota rombongan, menanamkan
sebatang pohon sebagai pembatas antara Luhak dan Rantau. Di tempat itu
rombongan sepakat menamakan Kayutanam. Daerah inilah yang membatasi
Luhak (darek) dengan Rantau. Berbatas dengan Bukit Barisan yang melingkari Padangpanjang.



Perjalanan kelima orang Penghulu tersebut diteruskan sampai ke
Pakandangan. Di sini mereka membangun perkampungan. Tidak lama kemudian
datang lagi ke Pakandangan enam orang Penghulu dari Tanahdata, yakni
Datuk Simarajo, Datuk Rangkayo Basa, Datuk Rajo Mangkuto, Datuk Rajo
Bagindo dan Datuk Mangkuto Sati.



Keenamnya bergabung dengan rombongan yang datang sebelumnya. Luas
perkampungan diperluas sampai ke Sicincin. Sebagai penghormatan, khusus
lima orang Penghulu yang datang pertama, mereka ditempatkan di
tengah-tengah kampung. Sedangkan enam Penghulu yang datang belakangan,
melingkari tempat kediaman lima Penghulu tersebut. Daerah ini akhirnya
bernama Anamlingkung. Kedatangan dua gelombang, untuk mengingatnya
dijadikan Kecamatan 2 X 11 Anam-lingkuang dengan ibukota Sicincin. Kini
kecamatan ini sudah dimekarkan menjadi tiga kecamatan. Yakni,
Anamlingkung, 2 X 11 Anamlingkuang Sicincin dan 2 X 11 Kayutanam. Dari
daerah-daerah ini, mereka terus menyusuri hingga ke pantai Pariaman.



Ada juga yang menyebutkan penduduk Pariaman dari Tanahdata turun
melalui Malalak. Di Malalak rombongan terbagi dua kelompok. Satu
kelompok langsung menuju Pariaman, satu kelompok lagi menuju
Kampungdalam. Kuatnya hubungan kekeluargaan dengan Malalak ini dapat
dilihat dari adanya kunjungan dari orang yang berada di Pariaman, tapi
berasal dari Malalak, kepada keluarga asal di Malalak.




[Image: Hoyak-Tabuik-Piaman.JPG]Pariaman
yang terletak di pinggir pantai, mudah dikunjungi pelaut dari berbagai
negeri, menyebabkan mudahnya hubungan dengan daerah lain. Sehingga
masyarakatnya pun mudah menerima perubahan, baik sosial, politik maupun
agama.



Tak heran sebagai wilayah yang berada di pinggir pantai dan di singgahi
oleh berbagai pedagang, Pariaman belakangan dihuni tak hanya dari
keturunan Minangkabau dari daerah darek. Di Pariaman terdapat
pula keturunan keling (kaliang). Mungkin karena warna kulitnya lebih
hitam, maka disebut saja kaliang. Sehingga jika ada anggota keluarga
rang Pariaman, sering dikatakan kulitnya hitam kaliang. Bahkan
sebelum proklamasi Indonesia 17 Agustus 1945, di Pariaman juga banyak
terdapat keturuan Tionghoa (Cina). Bukti peninggalan keturunan Tionghoa
yang tidak bisa dibantah adalah kuburan keturunan Tionghoa di Toboh
Palabah dan nama daerah Kampungcino.



Sedangkan bangsa penjajah (Belanda, Inggris dan Jepang), yang pernah
bermukim di Pariaman, hingga kini tak diketemukan lagi buktinya. Penulis
hanya pernah mendapatkan informasi di sekitar Kampung Perak ada kuburan
Belanda. Namun kini sudah menjadi areal perkantoran, yakni Kantor
Kesbang Linmas Kabupaten Padangpariaman.



Meski penduduk Pariaman sudah bercampur, tapi tetap memakai adat
Minangkabau dalam kesehariannya. Hanya saja, sebagai daerah rantau, di
Pariaman tidak diketemukan rumah gadang seperti di daerah darek. Rumah
gadangnya tidak bergonjong sebagaimana rumah gadang di daerah darek
seperti tanduk kerbau.



Penulis: Bagindo Armaidi Tanjung

sumber : http://kumpulan-orang-minang.blogspot.co...iaman.html

Sabtu, 04 Agustus 2012

tanda-tanda kematian

 4980 13
 

Tanda- Tanda Kematian Yang Baik


Jika ada 20 tanda2 berikut, mati anda adalah mati yg baik (Husnul Khatimah)
1) Dapat mengucap kalimah tauhid (La ilaha illaLlah). Dalilnya hadis dari Muaz bin Jabal r.a (sesiapa yang akhir ucapannya ialah La ilaha illaLlah maka ia dapat masuk Syurga- Hadis riwayat Ahmad, Abu Daud dan al-Hakim). Justeru itu, hendaklah kita mentalqin orang kesayangan kita ketika sakratul maut supaya dia sempat mengucap.
2) Mati hari jumaat. Dalilnya hadis riwayat Abdullah bin Amru bin al-Ash (Mana2 Muslim yang mati di siang hari Jumaat atau malam Jumaat, niscaya Allah selamatkankan dia dari fitnah kubur -HR Ahmad dan Termidzi). Walau bagaimanapun hal bukanlah bererti mati di hari selain jumaat tidak baik kerana baginda SAW sendiri wafat pada hari isnin.
3) Percikan peluh di dahi (Mati orang beriman itu dengan percikan peluh di dahinya -HR Ahmad, Termidzi, an-Nasa`iy, Ibn Majah, dan al-Hakim.)
4) Mati syahid di medan Jihad. (Barangsiapa yang terbunuh pada jalan Allah (medan perang) adalah mati syahid. Barangsiapa yang mati pada jalan Allah, maka ia mati syahid-Muslim). Terbunuh (Mati syahid di medan perang jihad) mungkin susah buat kita umat Melayu, kecuali mereka yg berada di medan Palestin, Iraq
5) Mati di jalan Allah. Ada hadis yang menyebut bahawa (barangsiapa yang terbunuh pada jalan Allah (medan perang) adalah mati syahid. Barangsiapa yang mati pada jalan Allah, dia mati syahid- Muslim). Contohnya wanita Muslimah yang mati di Jerman, dibunuh hanya kerana dia bertudung.
6) Mati kerana wabak taun. Pada zaman dahulu wabak yang dikenali hanya taun. Pada masa sekarang, terdapat banyak lagi wabak yang dikenali seperti selsema burung, SARS dan sebagainya. Sesiapa yang mati kerana dilanda wabak berkenaan, matinya termasuk dalam kesudahan yang baik
7) Mati kerana lemas (al-gharq) seperti mereka yang lemas kerana banjir, tsunami dan sebagainya
8) Mati kerana sakit zat al-janb (paru-paru). Zat al-Janb maksudnya sakit tumbuk rusuk atau sakit sesak nafas, orang zaman dulu namakan ia zat alJanb, sekarang dikenali dgn pneumonia atau sakit paru-paru berair. Maka mereka yg mati disebabkan oleh komplikasi paru-paru adalah mendapat husnul khatimah.
9) Mati kerana komplikasi perut. Mati kerana komplikasi perut ni banyak jenis melibatkan perut dan intestines (usus), yang paling biasa ialah appendix dan kanser usus. Jadi jika seseorang membawa maut kerana ada komplikasi perut dan usus, maka ia mendapat husnul khatimah, dapat syahid
10) Mati kerana kebakaran. Sering kita membaca akhbar orang Islam yg mati kerana kebakaran baik rumah atau kenderaan yang terlibat dgn kecelakaan jalanraya yg bertukar menjadi kebakaran. Mereka ini juga termasuk dalam mati yg baik. Berilah berita gembira kepada keluarganya.
11) Mati kerana ditimpa keruntuhan seperti ditimpa batu, tanah runtuh dan sebagainya
12) Perempuan yang mati disebabkan anak yang dikandungnya. Dengan penjagaan kesihatan dan polisi kerajaan, ditambah dengan kecanggihan teknlologi perubatan yang moden, jumlah kematian akibat kelahiran agak menurun di negara kita sekarang. Namun jika ada mana-mana ibu yang meninggal kerana bersalin, dia mendapat syahid.
13) Mati kerana batuk kering. (dan mati kerana batuk kering adalah syahid- tabraniy)
14) Mati kerana menjaga harta. (Barangsiapa yang mati kerana mempertahankan hartanya dia mati syahid- Muslim)
15) Mati kerana mempertahankan agama. Dari Said bin Zaid (Barangsiapa yg mati kerana mempertahankan agamanya, maka dia syahid- Termizi).
16) Mati kerana mempertahankan diri dan keluarga. (barangsiapa yang mati kerana mempertahankan darahnya (nyawanya) dia syahid, juga yang mati kerana mempertahankan nyawa ahli keluarganya- tarmizi). Perompak memecah masuk dan selepas melakukan rompakan, mereka hendak memperkosa anak dan isterinya, maka ketika itu dia melawan, lalu dibunuh, maka itu adalah tanda mati syahid atau mati baik.
17) Mati ketika berkawal, menjaga sempadan dan bertugas. Hal ini khusus utk tentera dan mujahidin. (Berkawal sentri sehari semalam lebih baik daripada berpuasa sebulan dan mendirikan malamnya. Sekiranya ia mati, mengalir kpdnya pahala amalan yg telah dikerjakannya, berterusan rezki kepadanya dan aman dari fitan (azab kubur-Muslim)
18) Mati ketika sedang mengerjakan amal soleh. Dari Hudzaifah r.a, Nabi bersabda (Barangsiapa mengucap syahadah dgn ikhlas, lalu mati, dia masuk syurga. Sesiapa yg berpuasa sehari dgn ikhlas, lalu mati, dia masuk syurga. Sesiapa bersedeqah dgn satu sedeqah dgn ikhlas lalu dia mati ketika itu, dia masuk syurga- Ahmad). Seseorang yang meninggal ketika sedang mengerjakan amal soleh, maka dia mati dengan petanda yang baik
19) Meninggal di kota Madinah. Ibnu Umar r.a berkata bahawa Nabi SAW bersabda (barangsiapa yang mampou mati di Madinah, hendaklah dia mati di situ kerana sesungguhnya aku akan memberi syafaat terhadap sesiapa yang mati di situ- Ahmad, Termizi, Ibn Majah, Ibn Hibban)
20) Mati dibunuh oleh pemerintah yang zalim. Dari Jabir r.a (penghulu syuhada’ ialah Hamzah abdul Muttalib dan lelaki yang berdiri kepada penguasa yang zalim, maka dia menyeru dan menegah penguasa tersebut lalu dia dibunuh- al-Hakim)
MAKLUMAN
1) 20 perkara ini merupakan tanda-tanda mati yang baik, yang disebut oleh Nabi Muhammad SAW dalam hadis yang pelbagai. Timbul persoalan, apakah seorang yang kufur dan syirik juga mendapat syahid hanya kerana mati pada hari jumaat? Atau hanya kerana mati lemas? Sedangkan kufur dan syirik merupakan sebesar-besar dosa. Tanda-tanda ini diibaratkan seperti keuntungan yang berlipat ganda dan menggiurkan namun bagaimana kita inginkan keuntungan berkenaan jika kita tidak berniaga dan tidak mempunyai modal asas. Apa yang penting, kita hendaklah terlebih dahulu menyediakan tapak dengan mengerjakan solat, puasa, zakat dan perintah Allah yang lain serta meninggalkan larangaNYA. Kemudian sama-samalah kita berdoa semoga kita semua mendapat mati dalam keadaan yang baik.
2) para ulama telah membahagikan syahid kepada syahid besar dan kecil. Syahid besar (ada juga menyebutnya sebagai syahid dunia akhirat) ialah mereka yang mati di dalam peperangan menegakkan agama Allah. Mereka tidak perlu dimandi dan dikapankan. Sementara syahid kecil (disebut juga sebagai syahid akhirat) merujuk kepada mereka yang mati dalam keadaan husnul khatimah selain daripada kes mati dalam perang. Contohnya seperti mati kerana sakit perut, mati kebakaran, mati lemas, wanita yang mati bersalin dan sebagainya
Wallahualam…

cara berjalan wanita

Ketahui 7 Sikap Wanita Dengan Melihat Cara Berjalan

1. Kelihatan Seperti Tidak Memijak Tanah

Golongan wanita yang jalannya berginjat, wanita ini kononnya bersifat tidak jujur, mulutnya laser dan menyinggung perasaan orang lain terutamanya ketika berbual. Dia juga dikatakan terkenal dengan sikap egonya. Dan yang lebih parah, wanita ini biasanya seorang yang boros atau suka membazir tanpa berfikir sebelum berbelanja. Tapi jangan berkecil hati, kerana wanita seperti ini biasanya menjadi pujaan ramai lelaki.

2. Sering Menoleh Ke Kanan Dan Kiri

Wanita yang berjalan seperti ini biasanya pandai menyimpan rahsia. Walaupun ramai yang menganggap wanita yang berjalan seperti ini tidak jujur, suka menipu teman sendiri, dan merugikan teman bualnya, namun, ramai lelaki yang berusaha untuk menakluk hatinya. Kononnya wanita seperti ini senang diatur dan diuruskan.

3. Suka Menunduk

Wanita seperti ini katanya memiliki sifat yang tertutup. Dia hanya akan berbual dengan orang-orang yang rapat dengannya dan boleh dipercayai. Wanita seperti ini biasanya sukar untuk ditawan hatinya. Di samping sikapnya yang dingin, wanita seperti ini tidak peduli dengan percintaan. Namun, jika ada lelaki yang berjaya menawan hatinya, dijamin lelaki itu akan beroleh kebahagiaan. Ini kerana, wanita jenis ini sangat setia, dan dia tidak akan mengkhianati lelaki yang dicintainya.

4. Berjalan Menatap Lurus Ke Depan

Mereka yang berjalan seperti ini biasanya memiliki pendirian yang teguh, dan bukannya mudah hendak menggoncangkan imannya. Jangan sekali-sekali menentang apa yang pernah dikatanya, jika anda tidak mahu mendengar dia berleter panjang lebar. Meskipun pendiriannya teguh, tapi dia selalu berselisih pendapat. Jadi tak hairanlah kalau wanita seperti ini hanya mahu berbual dengan orang yang perpengalaman luas.

5. Badan Bergerak ke Kanan dan Kiri

Wanita yang berjalan dengan gaya yang sedemikian selalunya bersikap tidak ambil kisah dengan masalah yang berlaku. Apa pun masalah yang ada dihadapannya, dia menganggap itu sebagai perkara kecil. Walhal masalah itu sebenarnya agak rumit dan memerlukan kebijaksanaan untuk diselesaikan. Kerana sifatnya yang suka ambil mudah ini, banyak persoalan yang akhirnya tidak dapat diselesaikan dan akibatnya merugikan dirinya sendiri.

6. Badan Nampak Tegak

Wanita ini tegas dalam menentukan sesuatu. Dia tidak mahu urusan peribadinya dicampur oleh orang lain. Gaya bicaranya selalu serius seperti ingin menunjukkan dia memiliki pendirian teguh. Dan yang menarik tentang wanita ini, dia bertanggungjawap terhadap apa yang pernah dilakukannya. Dia menyenangi lelaki yang berdikari tanpa menghilangkan sifat-sifat romantiknya.

7. Berjalan seperti Zirafah

Maksudnya, ketika melangkahkan kaki, badannya kelihatan bergerak ke depan dan ke belakang. Wanita jenis ini sangat lemah perasaannya. Dia seorang yang mudah terasa dan mudah tersinggung. Jadi, jika berbual dengan wanita seperti ini sedikit sebnayak kenalah menjaga perasaannya agar tidak tersinggung, kerana wanita ini mudah mengalirkan air mata.
Panduan ini bukanlah semata mata hanya berguna untuk lelaki tapi boleh jugak di jadikan peringatan kepada wanita wanita diluar agar berjalan dengan sopan. Macam biasa, tip ini hanya panduan bukan semestinya betul dan setiap individu adalah berlainan. Sekian. Wallahualam.
Sumber : http://melayukini.net/2012/03/ketahui-7-sikap-wanita-dengan-melihat-cara-berjalan/

misteri disebalik kota mekkah

 26.2K 129
 

NASA Menyembunyikan Misteri Di Sebalik Kota Mekah


Firman Allah Ta’ala yang bermaksud: “Allah telah menjadikan Kaabah, rumah suci itu sebagai pusat bagi manusia.” (Surah Maa’idah: 97)
Neil Amstrong telah membuktikan bahwa kota Mekah yang terletaknya Kaabah adalah pusat kepada planet Bumi.”

Sebenarnya di dalam Al-Quran terlebih dahulu membicarakan perkara ini, sebagai hamba Allah yang diberikan akal fikiran perlulah meneliti dan berfikir disebalik rahsia-rahsia yang terkandung didalam ayat-ayat suci Al-Quran Al-Karim.
Diantara Kalam-kalam Allah Ta’ala mengenai Mekah Pusat Bumi
Firman Allah yang bermaksud:
“Demikianlah Kami wahyukan kepadamu al-Quran dalam bahasa Arab supaya kamu memberi peringatan kepada Ummul Qura (penduduk Mekah) dan sekalian penduduk dunia di sekelilingnya (negeri-negeri di sekelilingnya).” (asy-Syura: 7)
Kata “Ummul Qura” bererti induk bagi kota-kota lain, dan kota-kota di sekelilingnya, menunjukkan Mekah adalah pusat bagi kota-kota lain, dan yang lain hanyalah berada di sekelilingnya.
Lebih dari itu, kata “ummu” (ibu) mempunyai erti yang cukup penting dan luas di dalam peradaban Islam. Sebagaimana seorang ibu adalah sumber dari keturunan, maka Mekah juga merupakan sumber dari semua negeri lain serta keunggulan di atas semua kota.


Allah berfirman lagi yang bermaksud:
“Wahai jin dan manusia, jika kamu sanggup menembusi (melintasi) penjuru langit dan bumi, maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusinya kecuali dengan kekuatan (ilmu pengetahuan).” (ar-Rahman: 33)
Kata “aqthar” adalah bentuk jamak dari kata “qutr” yang bererti diameter, dan ia mengacu pada langit dan bumi yang mempunyai banyak diameter.
Berdasarkan ayat ini dapat difahami bahawa diameter lapisan-lapisan langit itu di atas diameter bumi (tujuh lempengan bumi). Jika Mekah berada di tengah-tengah bumi, dengan itu bererti bahawa Mekah juga berada di tengah-tengah lapisan-lapisan langit.
Selain itu ada hadis yang menerangkan bahawa Masjidil Haram di Mekah, tempat kaabah berada itu ada di tengah-tengah tujuh lapisan langit dan tujuh lapisan yang membentuk bumi.
Nabi Muhammad SAW bersabda maksudnya: “Wahai orang-orang Mekah, wahai orang-orang Quraisy , sesungguhnya kamu berada di bawah pertengahan langit.”
Berdasarkan penelitian di atas, bahawa Mekah berada pada tengah-tengah bumi (pusat dunia), maka benar-benar diyakini bahawa Kota Suci Mekah, bukan Greenwich, yang seharusnya dijadikan rujukan waktu dunia. – (Dipetik dari Eramuslim “Makkah Sebagai Pusat Bumi” Oleh Dr. Mohamad Daudah)


Neil Amstrong membuktikan bahwa kota Mekah yang terletaknya Kaabah adalah pusat kepada planet Bumi, sedangkan Al-Quran sejak 1400 tahun yang lalu telah berbicara mengenai kota Mekah dan kaabah adalah pusat bumi ini.
Ketika kali pertama Neil Amstrong melakukan perjalanan ke luar angkasa dan mengambil gambar planet Bumi, dia berkata, “Planet Bumi ternyata bertumpu di area yang sangat gelap, dan di manakah ia berpusat?.” Fakta ini telah diteliti melalui sebuah penelitian Ilmiah.
Para angkasawan telah menemui bahawa planet Bumi itu mengeluarkan satu radiasi, secara rasmi mereka mengumumkannya di Internet, tetapi sayangnya 21 hari kemudian website tersebut hilang dan seperti ada alasan tersembunyi di sebalik penghapusan lama web tersebut.
Setelah melakukan penelitian lebih lanjut, ternyatalah radiasi tersebut berpusat di kota Mekah, dan tepatnya berasal daripada Kaabah. Yang mengejutkan adalah radiasi tersebut bersifat infinite (tidak berakhir). Perkara ini terbukti ketika mereka mengambil foto planet Mars, radiasi tersebut masih berlanjutan. Para peneliti Muslim mempercayai bahawa radiasi ini memiliki karakteristik dan menghubungkan antara Kaabah di planet Bumi dengan Kaabah di alam akhirat.


Di tengah-tengah antara kutub utara dan kutub selatan, terdapat suatu area yang bernama ‘Zero Magnetism Area’, di mana apabila kita mengeluarkan kompas di kawasan tersebut, maka jarum kompas tersebut tidak akan bergerak sama sekali kerana daya tarikan yang sama besar antara kedua kutub .
Itulah sebabnya jika seseorang tinggal di Mekah, maka dia akan hidup lebih lama, lebih sihat, dan tidak banyak dipengaruhi oleh banyak kekuatan graviti. Oleh sebab itu lah ketika kita mengelilingi Kaabah, maka seakan-akan diri kita dicas oleh suatu tenaga misteri yang menyebabkan kita bertenaga ketika mengelilingi kaabah dan ini adalah fakta yang telah dibuktikan secara ilmiah.
Penelitian lainnya menyatakan bahawa batu Hajar Aswad merupakan batu tertua di dunia dan juga boleh terapung di air. Di sebuah muzium di negara Inggeris, terdapat tiga buah potongan batu tersebut (dari Kaabah) dan pihak muzium juga mengatakan bahawa bongkahan batu-batu tersebut bukan berasal dari sistem suria kita.


Rasulullah SAW bersabda:
“Hajar Aswad itu diturunkan dari syurga, warnanya lebih putih daripada susu, dan dosa-dosa anak cucu Adamlah yang menjadikannya hitam.” (Jami’ al-Tirmidzi al-Hajj)

“Hajar Aswad dari batu-batuan Syurga dan tidak ada suatu benda di bumi yang turunnya dari Syurga selain batu itu.” (HR. Thabrani)
Wallahu’alam….
Sumber

perhiasan rumah yg dilarang agama islam

 33K 88
 

Perhiasan Rumah Yang Dilarang Islam

Hiasan
RUMAH adalah tmpt perlindungan & beristirahat… Pastinya setiap org inginkan ketenangan setiap kali berada di rumah… Dlm mencari ketenangan, tentu shj kita memerlukan rumah yg bersih tanpa wujudnya brg2 yg boleh mendtgkan kemusyrikan kpd kita…
Dlm hadis yg diriwayatkan oleh Ibnu Hibban, Rasulullah s.a.w. bersabda: “Empat unsur yg membawa kebahagian iaitu isteri solehah, tempat tinggal yg luas, jiran yg baik & kenderaan yg menyenangkan hati”…


Manakala dl surah an-Nahl (80), Allah s.w.t. berfirman :”Allah menjadikan utk kamu rumah2 kamu sbg tmpt yg menyenangkan”…


Oleh itu, dlm menghias rumah, tidak harus wujudnya unsur2 berbentuk syirik spt patung… Ini krn, dlm mencari ketenangan, kita juga mengharapkan supaya malaikat rahmat masuk ke dlm rumah, krn malaikat tidak akn masuk ke dlm rumah yg mengandungi patung…
Dlm hadis yg diriwayatkan oleh Bukhari & Muslim, Rasulullah s.a.w. bersabda: Sesungguhnya malaikat tidak akn masuk ke rumah yg di dlmnya ada patung”…

Begitu juga dgn rumah2 yg dihiasi dgn gmbr yg berbentuk lucah, wanita tidak berpakaian & seumpamanaya…
Kdg kala, terdpt rumah yg mempunyai kwsn yg luas & pd zahirnya kelihatan tenang & cantik tetapi malangnya tidak dimasuki malaikat sbb wujudnya gmbr2 berunsur kemaksiatan, patung2 hiasan & seumpamanya…

  • CACATKAN ANGGOTA PATUNG
Sekiranya terdpt perhiasan berbentuk patung di dlm rumah, maka hendaklah dicacatkan anggotanya spt patahkan kepala patung tersebut / yg sewaktu dgnnya…
Ini berdsrkan sebuah hadis yg menceritakan ttg keengganan Jibrail a.s memasuki rumah Rasulullah s.a.w. krn di pintu rumahnya ada sebuah patung…
Hari berikutnya pun Jibrail tidak mahu masuk, sehingga dia mengatakan kpd Nabi Muhammad “Perintahkanlah supaya memotong kepala patung itu”. Maka dipotonglah ia sehingga keadaannya menjadi spt sepohon pokok…(Riwayat Abu Daud, Nasai & Termizi & Ibnu Hibban)
Dgn kecacatan tersebut, tiada kemungkinan patung itu akn diagung2 kan… Bagaimanapun, patung2 permainan yg digunakan oleh anak2 perempuan dibolehkan dlm Islam krn permainan sebegini ini sekurang2 nya boleh mengjr anak2 utk masa akn dtg cara mendidik anak2 mereka…
  •   TIDAK BERNYAWA
Menyentuh isu perhiasan yg dibolehkan dlm Islam, adlh spt ayat2 suci al-Quran, pokok, gmbr pemandangan / benda yg tidak bernyawa…
Tidak salah dlm Islam membuat perhiasan drpd gmbr berbentuk pemandangan laut, perkampungan, pohon di hutan, sungai & sbgnya yg selari dgnnya…
Cuma, yg tidak dibnrkan oleh Islam antaranya ialah gmbr2 artis yg memperagakan auratnya utk tatapan umum / gmbr org kafir (org bkn Islam) yg melakukan musyrik terhdp Allah s.w.t…
Islam tidak menggalakkan gmbr2 spt ini krn ia melambangkan keagungan / timbul perasaan memuja mereka…
Menggantungkan gmbr2 org alim dibnrkan sbb ia dilht dr sudut ketokohan & kelbihan ilmunya & Islam mengharuskan gmbr sebegini utk dijadikan contoh…
Begitu juga dgn gmbr2 keluarga / haiwan yg diambil scr fotografi dibnrkan krn boleh menjdi kenangan…
  • SEKSAAN HARI KIAMAT
Islam melarang perhiasan pinggan mangkuk yg diperbuat dr emas & perak krn bilamana adanya perhiasan sebegini di rumah, kemungkinan bsr akn menimbulkan perasaan / sifat sombong, riak & ingin menunjuk2 kemewahan yg ada padanya…
Larangan ini adlh utk menjaga hati fakir miskin supaya tidak merasa rendah diri / wujudnya perbezaan / jurang yg berlebihan antara golongan kaya & miskin…
Manakala bekas2 acuan kuih-muih yg berbentuk haiwan, ia dibolehkan krn acuan2 ini akn dibuat dlm bentuk mknan yg akhirnya yg akn di mkn, tidak disimpan & tidak kekal maka ia dibolehkan…
Begitu juga halnya dgn permaidani yg ada gmbr binatang, tidak haram diltkan di dlm rumah sbb ia diltkkan di dlm kedudukan rendah… Permaidani akn dipijak & ia akn tidak membygkan ia diagungkan…
Islam juga mengingatkan, org yg mengukir & memahat patung akn menerima azab yg dahsyat pd hari kiamat… Sabda Rasulullah s.a.w: “Sesungguhnya org yg paling brt brt seksaannya pd hari kiamat ialah org yg membuat ukiran / memahat patung ini… Dlm 1 riwayat ditrgkan: Org yg menandingi kuasa ciptaan Allah”… (Riwayat Bukhari & Muslim)
Dlm hadis lain yg diriwayatkan oleh Bukhari, Rasulullah s.a.w bersabda: Sesiapa yg membuat patung, pd hari kiamat nanti dia akn dipaksa utk meniupkan roh pdnya, pd hal dia selamanya tidak dpt meniupkan roh itu…

Mksd hadis ini ialah, Allah akn menyuruh org yg membuat patung itu meniup roh sehingga boleh & ini tentu shj  merupakan 1 seksaan & peghinaan krn bukan kerja manusia meniupkan roh…

kenyataan matahari akan terbit dari barat

 39.4K 299
 

Nasa Mengeluarkan Kenyataan Matahari Akan Terbit Dari Barat


Sains astronomi ada menyebut bahawa kelajuan putaran planet Marikh sedang perlahan sedikit demi sedikit ke arah laluannya ke timur. Para saintis agensi angkasa lepas kebangsaan Amerika Syarikat (NASA) pula mendapati pergerakan planet itu terhenti ke arah laluan tersebut.
NASA kemudian mendapati planet Marikh telah menukar laluannya ke arah yang bertentangan, iaitu ke arah Barat, ini bermakna matahari akan terbit dari arah barat Marikh. Fenomena yang ganjil itu disebut sebagai “retrograde motion”.
Kebanyakan saintis Barat berpendapat bahawa semua planet akan melalui fenomena yang serupa dan ini termasuklah planet Bumi. Apabila ianya berlaku, maka matahari akan terbit dari Barat!

Subhanallah! Kekasih Allah Nabi Muhammad s.a.w. bersabda bahawa salah satu tanda besar yang hari kiamat akan tiba ialah apabila matahari terbit dari Barat.
Pihak NASA telahpun mendapati tanda-tanda matahari akan terbit dari Barat semasa ahli sains astronominya mengkaji pergerakan planet Marikh. Yang mereka tidak dapat pastikan ialah tempoh masa yang bakal diambil sehinggalah semua planet melalui fenomena yang serupa.
Dapatan sains oleh NASA itu semestinya memperkukuhkan lagi iman umat Islam akan tanda-tanda kiamat. Manusia tidak tahu bila ianya akan berlaku walaupun sudah ada banyak tanda-tandanya. Hanya Allah Yang Maha Mengetahui.

TEORI QURAN VS TEORI BARAT
Kalau di kaji dengan teliti, teori yang dijelaskan Al-Quran ini agak berbeza dari teori-teori barat. Yang pertama, Al-Quran menjelaskan bulan yang menyebabkan bumi bertukar arah. Al-Quran menunjukkan perkaitan yang erat dan rapat antara bumi dan bulan. Tetapi teori barat tidak ‘nampak’ pun peranan bulan dalam proses kejadian ini.
Yang ke-duanya, teori Al-Quran nampak lebih jelas dan mudah difahami, malah boleh dibuktikan melalui ujikaji makmal. Sedangkan teori barat tidak dapat diuji dalam makmal dan tidak menunjukkan keadaan matahari akan naik dari barat! Kalau berlaku perlanggaran yang teramat dahsyat (dengan komet yang besar), maka bumi akan hancur! Perlanggaran ‘kecil’ (seperti yang berlaku di Mexico) tidak akan dapat menukar putaran bumi. Lagi pun sekiranya komet melanggar bumi dari “arah yang salah” ianya mungkin akan menambah kelajuan pusingan yang ada sekarang misalkan dari 24 jam kepada 10 jam sahaja/hari. Sekiranya bumi berputar pada kelajuan ini, maka kelajuan objek yang berada pada permukaan equator (atau khatulistiwa) ialah kira-kira 4,000 km/sejam yang akan memusnahkan segala-galanya yang ada dipermukaan bumi seperti rumah, bangunan, tumbuhan, pohon kayu, dan manusia serta binatang-binatang akan berterbangan.
Lagi pun untuk membolehkan bumi perputar pada arah bertentangan, komet yang melanggar bumi mesti pergerak pada kelajuan lebih dari 2 kali kelajuan putaran bumi iaitu 3,300 km/jam (sekiranya saiz komet sama besar dengan saiz bumi), dan mesti melanggar bumi pada sudut dan lokasi yang tepat. Kalau ianya melanggar pada kutub utara, maka matahari tidak akan ‘terbit dari barat’.
Yang ke-tiga, teori Al-Quran adalah lebih tepat sebab tidak berlaku kerosakkan yang besar kepada makhluk di bumi. Sekiranya berlaku kemusnahan yang besar (misalnya bumi hancur), maka ini bermakna sudah “betul-betul kiamat” dan bukannya lagi “hampir kiamat”. Di dalam hadith di atas menjelaskan selepas matahari naik dari barat maka segala amalan dan taubat tidak diterima lagi, dan dajal akan turun ke bumi (ini menunjukkan manusia masih lagi hidup di bumi, dan berjalan seperti biasa).
Tambahan pula Al-Quran menyatakan (15:76) manusia akan melihat jalan-jalan tetap tegak, nampak seperti biasa tanpa sebarang kerosakan, dan masih boleh dilalui.

Ke-empat, penjelasan Al-Quran lebih menyeluruh dan dari teori barat. Ahli sains telah mendapati bahawa terdapat ‘2’ jenis permukaan bulan iaitu permukaan yang cerah (yang sentiasa mengadap bumi), dan permukaan gelap (yang sentiasa membelakangi bumi). Ke dua-dua permukaan ini mempunyai ciri-ciri yang berbeza yang amat ketara seperti warna, daya graviti, kandungan bahan-bahan, ketumpatan dan kemampatan, keradioaktifan, dan sebagainya. Oleh itu apabila bulan merekah ia akan merubah polar graviti, mengeluarkan tenaga elektromagnetik yang boleh menyebabkan daya graviti dan magnet bumi bertindak balas.